Daily Archives: September 13, 2011

Batik (Tulis) Lasem (bagian 1)

Standar
warna merah, khas batik tulis Lasem

warna merah, khas batik tulis Lasem

Suatu ketika kami pernah bincang-bincang dengan seorang pengrajin senior batik Lasem Ibu Naomi (alm). Satu kata yang membuat kami terkesan adalah ungkapan beliau bahwa batik berasal dari barisan titik-titik……..

Artinya batik merupakan produk karya seni yang bukan saja mementingkan keindahan, namun juga membutuhkan ketelatenan, keuletan dan tangan-tangan yang kreatif dan terlatih. Menariknya batik juga memiliki nilai histori dan filosofi, jadi bukan sekedar goresan warna-warni diatas selembar kain. Penyebutan Tulis, karena batik Lasem dikerjakan secara manual bukan menggunakan mesin cetak.

Batik Lasem merupakan salah satu jenis budaya batik warisan nenek moyang Indonesia. Nuansa keindahan batik Lasem sudah dikenal, terutama warna merah lasem yang konon tidak dapat ditiru pembuatannya didaerah lain. Oleh penduduk local, warna merah batik lasem dikenal sebagai abang getih pitik (merah darah ayam). Sampai saat ini batik Lasem masih menjadi salah satu pilihan favorit bagi para kolektor dan konsumen batik, baik di Indonesia maupun luar negeri.

Sejarah Batik Lasem

Berkembangnya batik Lasem tidak terlepas dari posisi strategis daerah Lasem yang dahulu dikenal sebagai salah satu daerah penting diutara pulau Jawa. Lasem memilki pelabuhan besar yang telah digunakan sebagai tempat transaksi antar pedagang dari berbagai tempat pada masa kerajaan Majapahit. Lasem menjadi salah satu pelabuhan besar kerajaan Majapahit disamping Juwana dan Tuban[1]. Posisi strategis pelabuhan Lasem tersebut masih diakui dan terus dimanfaatkan sampai akhir masa pendudukan Jepang. Disamping itu di daerah Caruban, Lasem sudah merupakan sebuah tempat pemukiman pada masa Majapahit dan transisi ke periode kerajaan Mataram islam (abad XIV-XVII Masehi)[2].

Penemuan keramik Cina di Caruban, Lasem mengindikasikan bahwa paling tidak antara abad VIII-X Masehi pengaruh budaya Cina sudah terdapat pada masyarakat Lasem. Hal ini berarti pertama, sudah adanya penduduk etnis Cina bermukim di Lasem, dan atau kedua, sudah adanya perdagangan barang-barang buatan Cina di Lasem.

Berdasarkan bukti-bukti tersebut, maka perkembangan budaya dan industri batik Lasem diperkirakan melampaui beberapa periode sebagai berikut[3]:

  1. Periode rintisan (…..-1349)
  2. Periode pengaruh budaya Jawa-Hindu_Buddha Majapahit (1350-1500)
  3. Periode pengaruh budaya Cina (1500-1799)
  4. Periode awal industrialisasi batik Lasem dan pengaruh India (1800-1890)
  5. Periode keemasan industri batik Lasem dan pengaruh budaya Belanda (1901-1941)
  6. Periode stagnasi (1942-1945)
  7. Periode konsolidasi dan pengaruh budaya lokal (1946-1950)
  8. Periode revitalisasi industri I (1951-1970)
  9. Periode kemerosotan industri (1970-2004)
  10. Periode revitalisasi industri II (2004- …..).  (bersambung…..)

[1] Pramudya Ananta Toer, Jalan Raya Pos, jalan Daendels, Jakarta, 2005

[2] Titi Surti Nastiti dan Nurhadi Rangkuti, Laporan Penelitian Ekskavasi Caruban, Lasem, Jawa Tengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta 1998.

[3] William Kwan HL, Eksplorasi Sejarah Batik Lasem, IPI, Jakarta 2010